Ciri Khas Unik Busana Pengantin Adat Minahasa – Dahulu, wanita Minahasa umumnya mengenakan busana yang menyerupai atau sejenis kebaya dalam keseharian. Selain itu, masyarakat Minahasa mengenal blus atau gaun yang terbuat dari bahan tenunan Bentenan – kain yang kini semakin jarang ditemukan. Pada perkembangan selanjutnya, busana Minahasa mendapat pengaruh kuat Eropa dan Cinta. Termasuk pada model busana pengantin adatnya.
Lihat saja baju kebaya berlengan panjang dengan hiasan puff menggembung pada pangkal lengan pengantin wanita yang khas dari Spanyol. Sedangkan pengaruh budaya Cina terlihat pada model kebaya warna putih yang dipadukan dengan kain batik Cina bermotif burung dan bunga-bungaan. Tak ayal jika dalam penampilan keseluruhan busana pengantin Minahasa sangat kental akan gaya Internasional.
Ciri Khas Unik Busana Pengantin Adat Minahasa
Berikut adalah ciri khas busana pengantin adat Minahasa selengkapnya :
Busana Pengantin Wanita Adat Minahasa
Berbeda dengan kebaya pada adat daerah lain, pada busana Minahasa ciri khas utama ada pada aksen menggembung (puff) di bagian pangkal lengan. Sementara pada bagian bawah lengan hingga ujung bentuknya menyempit.
Busana pengantin Minahasa lazim berwarna putih bersih, dihiasi dengan sulaman bentuk bunga padi dan bunga kelapa. Pada dada sebelah kiri kebaya dilengkapi dengan kembang kaca piring dan bunga melati segar.
Sebagai padanan kebaya, mempelai wanita mengenakan rok berbentuk lipatan seperti ikan duyung melebar dan akan melebar pada bagian bawah. Rok model mermaid atau ikan duyung yang biasa disebut model Pengkor. Gaya rok ini sudah menjadi tradisi masyarakat Minahasa sejak tahun 1900 silam.
Motif Sisik Ikan
Bawahan berupa kain sarung pada busana adat Minahasa memiliki gaya yang khas yakni sulaman motif sisik ikan. Pengaplikasikan motif sisik ikan ini bermula dari motif sisik ular Patola, simbol dewi bumi Lumimu’t yang dikenal masyarakat Minahasa sebagai salah satu motif kain tenun abad ke-18.
Selain sarung bermotifkan sisik ikan dikenal pula sarung bermotif sarang burung atau disebut model salimburung, sarung motif kaki seribu atau disebut model kaki seribu dan sarung motif bunga yang disebut laborci-laborci.
Sebagai penyempurna penampilan mempelai wanita juga menggenggam bunga tangan (bunga kele) warna putih. Bunga ini merupakan bentuk akulturasi adat setempat dan pengaruh Eropa : yang melambungkan kesuburan dan kemudahan mendapatkan keturunan bagi mempelai wanita.
Baca Juga :
- Pakaian Adat Melayu Riau: Kekayaan Budaya di Balik Keindahan Busana
- Ragam Rangkaian Melati Dalam Busana Pernikahan Adat
- Lima Ornamen Inspiratif Dekorasi Adat Batak
Mahkota Burung Cendrawasih
Satu lagi ciri khas dari pengantin wanita Minahasa, ya aksesori mahkota dikepala yang membuat sang ratu sehari semakin cantik dan bersahaja. Mahkota yang menyerupai bentuk ekor burung cendrawasih yang mendapat pengaruh dari budaya Eropa ini dalam bahasa Minahasa dikenal dengan istilah kronci.
Sementara untuk tatanan sanggul, terdapat beberapa variasi khas dari pengantin Minahasa diantaranya, model konde Lumalundung yang berbentuk seperti rumah keong, konde pepisokan yang bebentuk bulat melingkar seperti sprial, serta konde pingkan yang bentuk sanggul cepol simetris dua buah di sisi kiri dan kanan. Sebegai pelengkap disematkan rangkaian bunga segar nuansa putih seperti kerk lely putih atau anggrek golden shower.
Ciri Khas Busana Pengantin Pria Minahasa
Busana mempelai pria juga mendapat banyak pengaruh dari kultur Spanyil. Untuk bagian atas mempelai pria mengenakan busana jas Tutu (Tatutu) atau jas berkerah tertutup dengan hiasan keemasan motif bunga padi pada lengan, leher, kerah, dan sepanjang kanan dan kiri kancing baju. Sedangkan bawahan mengenakan celana panjang berpotongan pipa lebar.
Sebagai aksesori kepala pengantin pria Minahasa juga mengenakan Porong yakni topi dan kain senada warna jas yang juga berhias sulam motif bunga padi. Ada pula ikat pinggang terbuat dari tenun berkepala tembaga atau yang disebut coles resember. Penggunaan ikat pinggang ini memiliki makna bahwa bagian paling lemah seorang pria adalah berada pada pinggang sebelah kiri.
Pilihan Warna
Busana adat pengantin Minahasa juga mengenal warna dasar hitam. Terbuat dari kain beludru, berpotongan jas tertutup, berkerah tinggi. Busana dihiasi sulam benang keemasan motif bunga padi pada bagian leher atau kerah, dada, lengan baju, dan selendang yang diikatkan pada bagian pinggang dengan simpul mengarahh pada pinggang sebelah kiri.
Selain warna perak sebagai material pembuatan perhiasan mahkota, pengantin Minahasa juga lazim memakai warna keemasan yang dihiasi batu permata. Perhiasan pengantin Minahasa memiliki ketentuan berjumlah ganjil atau kelipatan angka ganjil, mulai dari jumlah anting kalung, gelang tangan, bros kebaya, hingga jumlah kancing pada lengan kebaya.(*)
Foto. Alfred Photography
Rias wajah dan rambut. Ando
Busaba adat JOAN Wedding oleh Joan Henuhili-Raturandang
Florist & bunga tangan Chloe Flower
Dekorasi. Suryo Decor
Model Milana (Lokk Model) & Dimitri (Platinum)
Teks. Tim Mahligai Indonesia