Perjamuan dalam sebuah pesta pernikahan? Pasti nggak asing, dong. Di Barat, ada istilah standing party dan seating party. Sementara, kalau di Tionghoa, ada yang namanya perjamuan ciakciu. Nah, kalau di Solo-Jogja, ada konsep unik namanya ‘piring terbang’. Hmm, penasaran, kan?
Denger namanya aja udah bikin penasaran. ‘Piring terbang’, kok kayak UFO, ya? Tapi, jangan salah, bukan itu maksudnya. Di sini, ‘piring terbang’ adalah cara penyajian makanan di pernikahan. Jadi, pramusaji bakal langsung menghidangkan makanan ke tamu. Tamu tinggal duduk manis aja, nunggu ‘piring terbang’ datang.
Tapi, nggak cuma itu, lho! Perjamuan piring terbang ini punya susunan acara dan tata cara khusus. Memang keliatannya repot dan butuh waktu lebih lama. Tapi, sayangnya, tradisi ini makin jarang ditemui.
Makanya, penting banget buat kita semua ikut melestarikan budaya kita. Salah satunya dengan mengenal dan memahami lebih dalam lagi tentang perjamuan piring terbang ini. Yuk, kita cari tahu lebih lanjut!
Diawali Dengan Kirab Keluarga

Tahukah kamu bahwa resepsi piring terbang dimulai dengan sesuatu yang sangat istimewa? Yap, itu adalah kirab keluarga. Kirab ini melibatkan kedua mempelai dan keluarga dari kedua belah pihak saat mereka memasuki area pernikahan. Biasanya, kirab dimulai oleh pengantin, diikuti oleh keluarga dari pihak pria, dan terakhir keluarga dari pihak wanita.
Sesuai dengan tradisi, kirab ini diiringi oleh musik tradisional Jawa yang merdu. Sembari alunan musik terdengar, kedua mempelai menuju pelaminan dan menempati kursi mereka.
Setelah kedua mempelai sudah duduk manis di pelaminan, acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan hangat dari keluarga pria dan wanita. Sambutan ini biasanya berisi ucapan selamat, harapan, dan doa bagi kedua mempelai.
Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan doa. Biasanya, doa ini dipimpin oleh tokoh agama atau orang tua dari kedua mempelai. Tujuannya tentu saja untuk mendoakan kebahagiaan dan kesuksesan bagi pasangan pengantin di masa depan mereka.
Baca Juga :
- Yuk, Kenali Jauh Momen Ngunduh Mantu Pengantin Jawa
- Tradisi Mitoni Atau 7 Bulanan Dalam Budaya Jawa
- Ritual Puasa Mutih : Diet Tradisional Jelang Hari Pernikahan
- Ragam Rias Pengantin Yogyakarta
Acara Inti

Setelah doa selesai, barulah kita masuk ke acara inti resepsi pernikahan. Kayak apa sih acara intinya? Sesuai dengan adat Solo dan Jogja, acara inti yang dilakukan oleh kedua mempelai biasanya cukup panjang dan penuh dengan simbol-simbol.
Prosesi Panggih
Prosesi panggih adalah momen di mana kedua mempelai bertemu di pelaminan. Prosesi ini penuh dengan simbol dan makna, sebagai pertanda bahwa kedua mempelai siap untuk bersama dalam suka dan duka.
Sungkeman
Setelah prosesi panggih, kedua mempelai melakukan sungkeman kepada kedua orangtua. Ini adalah momen yang sangat emosional, di mana pengantin menghormati dan berterima kasih kepada orangtua mereka atas semua pengorbanan dan kasih sayang.
Injak Telur dan Timbangan
Selanjutnya, ada tradisi injak telur dan timbangan. Injak telur adalah simbol dari kesuburan dan harapan bahwa pasangan akan diberkahi dengan keturunan. Sedangkan timbangan adalah simbol keseimbangan dalam rumah tangga.
Suap-Suapan
Acara inti ditutup dengan suap-suapan antara mempelai. Ini adalah simbol awal dari kehidupan baru mereka sebagai pasangan suami istri, di mana mereka akan saling merawat dan menyayangi satu sama lain. Setelah acara inti selesai, barulah jamuan piring terbang dilakukan.
Tata Cara Perjamuan Piring Terbang

Sebelum acara dimulai, kursi para tamu sudah rapi teratur berbaris menghadap ke panggung pelaminan. Lalu, saat acara perjamuan piring terbang dimulai, pramusaji atau yang kerap disebut sinoman bakal berbaris membawa aneka hidangan yang akan dibagikan secara bertahap ke tamu undangan.
Urutan Penyajian: USDEK, Apa Itu?
Urutan penyajian makanan ini biasa disebut USDEK, loh! USDEK itu singkatan dari Unjukan, Sup, Dhaharan, Es, dan Kundur. Penasaran kan, apa aja maksudnya? Yuk, kita bahas satu-satu.
Unjukan: Pembuka Manis
Unjukan berarti minuman. Di pesta piring terbang, biasanya diawali dengan minuman manis, seperti teh. Tak lupa, ada juga hidangan ringan seperti kue bolu.
Sup: Selera Pembuka
Setelah minuman, tamu akan diberi sup. Sup ini mirip kayak appetizer, biasanya berisi rotel, sosis, jamur kuping. Gurih dan hangat, bikin selera makin terbuka.
Dhaharan: Saatnya Hidangan Utama
Nah, selanjutnya adalah Dhaharan atau hidangan utama. Menu hidangan utama bisa macem-macem, tergantung selera pemangku hajat. Bisa nasi, daging ayam, dan lain sebagainya.
Es: Penutup yang Segar
Setelah hidangan utama, biasanya diakhiri dengan hidangan penutup berupa es krim atau es puter. Ada juga dessert tambahan seperti tiramisu, puding, atau hidangan manis lainnya.
Kundur: Saatnya Pamitan
Kundur, atau ‘pulang’, adalah acara terakhir dalam pesta piring terbang. Sebelum pulang, tamu undangan bakal bersalaman dan mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.
Selama prosesi perjamuan piring terbang, biasanya tamu undangan akan dihibur dengan acara hiburan, seperti musik atau tari-tarian khas Jawa. Jadi, nggak cuma perut yang kenyang, mata dan telinga juga dimanjakan, kan?