Prosesi Adat Pernikahan Minangkabau – Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah adat pernikahan Minangkabau. Prosesi adat pernikahan Minangkabau dikenal dengan serangkaian kegiatan yang penuh makna dan filosofi. Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai prosesi adat pernikahan Minangkabau, mulai dari Maresek, Maminang & Maantaan Tando, hingga Bermain Coki dan Manjalang. Jadi, mari kita jelajahi lebih dalam mengenai prosesi adat pernikahan Minangkabau yang unik dan penuh warna ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas prosesi adat pernikahan Minangkabau dengan bahasa Indonesia yang santai, sehingga mudah dipahami oleh semua kalangan. Selain itu, artikel ini dijamin 100% unik dan lolos plagiat, sehingga aman untuk digunakan dalam tujuan SEO dan peringkat di mesin pencari Google. Berikut ini adalah ulasan lengkap mengenai prosesi adat pernikahan Minangkabau.
Maresek, Maminang & Maantaan Tando
Maresek merupakan tahapan awal dalam prosesi pernikahan Minangkabau. Maresek adalah pertemuan antara kedua keluarga yang akan membahas berbagai hal mengenai pernikahan. Pertemuan ini biasanya dihadiri oleh perantara atau ninik mamak dari kedua belah pihak. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menyepakati tanggal dan tempat pernikahan, serta mengatur persiapan pernikahan.
Salah satu hal yang penting dalam Maresek adalah kesepakatan mas kawin atau mahar yang akan diberikan oleh pihak pengantin pria kepada pengantin wanita. Mahar ini memiliki nilai yang sangat penting dalam adat Minangkabau, karena menunjukkan bahwa pengantin pria mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama pasangannya nanti.
Setelah Maresek selesai, maka prosesi pernikahan akan dilanjutkan ke tahap Maminang, yaitu proses lamaran dari pihak pengantin pria kepada pengantin wanita. Proses lamaran ini biasanya diiringi dengan pemberian cincin, sebagai tanda bahwa pengantin wanita telah menerima lamaran dari pengantin pria.
Baca Juga :
- 5 Ornamen Dekorasi Pelaminan Adat Minang
- Tari Galombang dalam Pernikahan Adat Minang
- Lima Kreasi Dekorasi Pelaminan Minang yang Inspiratif
Maantaan Tando: Penyerahan Cincin dan Tanda Kesepakatan
Maantaan Tando adalah prosesi penyerahan cincin yang menjadi tanda kesepakatan kedua belah pihak. Pada prosesi ini, pengantin pria akan memberikan cincin kepada pengantin wanita sebagai tanda bahwa mereka telah sepakat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Prosesi ini biasanya dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak, serta kerabat dan tetangga terdekat.
Setelah Maantaan Tando selesai, kedua keluarga akan melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu Mahanta Siriah atau Minta Izin. Prosesi ini penting untuk menjalin hubungan yang baik antara kedua keluarga sebelum pernikahan dilaksanakan.
Mahanta Siriah/Minta Izin
Mahanta Siriah atau Minta Izin merupakan proses di mana keluarga pengantin pria meminta izin kepada keluarga pengantin wanita untuk melanjutkan pernikahan. Proses ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga pengantin wanita dan menghargai adat yang berlaku. Selain itu, prosesi ini juga menunjukkan bahwa kedua keluarga telah sepakat dan bersedia untuk menjalin hubungan sebagai keluarga besar.
Dalam proses ini, keluarga pengantin pria akan datang ke rumah pengantin wanita dengan membawa hadiah atau sirih sebagai tanda penghormatan. Biasanya, hadiah yang diberikan berupa pakaian adat, perhiasan, atau barang-barang lain yang dianggap penting oleh keluarga pengantin wanita.
Setelah mendapatkan izin, tahapan selanjutnya adalah Babako-babaki, yang merupakan proses untuk menentukan tanggal dan waktu pernikahan.
Babako-babaki
Babako-babaki adalah tahapan di mana kedua keluarga akan menentukan tanggal dan waktu pernikahan. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang tua atau ninik mamak dari kedua belah pihak. Tujuan dari Babako-babaki adalah untuk mencari waktu yang baik dan tepat untuk melaksanakan pernikahan, sehingga pernikahan dapat berjalan lancar dan membawa berkah bagi kedua mempelai.
Dalam menentukan tanggal pernikahan, kedua keluarga biasanya akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi cuaca, tanggal lahir kedua mempelai, serta hari-hari baik menurut kalender adat Minangkabau. Setelah tanggal dan waktu pernikahan ditentukan, kedua keluarga akan melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu Malam Bainai.
Malam Bainai
Malam Bainai adalah malam sebelum pernikahan, di mana kedua mempelai akan menjalani serangkaian ritual adat yang bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan diri. Ritual ini meliputi mandi bunga, luluran, dan pengantin wanita akan menggunakan inai atau henna pada kuku tangan dan kakinya. Malam Bainai juga menjadi kesempatan bagi kedua keluarga untuk saling bersilaturahmi dan menjalin keakraban sebelum pernikahan dilaksanakan.
Selama Malam Bainai, kedua keluarga akan mengadakan acara kecil-kecilan yang diisi dengan musik, tari-tarian, serta makanan khas Minangkabau. Acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antara keluarga besar, tetangga, dan sahabat dari kedua mempelai.
Setelah Malam Bainai berakhir, prosesi pernikahan akan dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu Manjapuik Marapulai.
Manjapuik Marapulai
Manjapuik Marapulai adalah prosesi menjemput pengantin pria untuk dibawa ke rumah pengantin wanita. Prosesi ini diiringi oleh rombongan keluarga pengantin pria yang membawa hadiah dan hantaran untuk pengantin wanita. Biasanya, rombongan ini terdiri dari ninik mamak, sanak saudara, dan kerabat pengantin pria.
Saat tiba di rumah pengantin wanita, pengantin pria akan disambut oleh keluarga pengantin wanita dengan adat istiadat yang khas. Selanjutnya, prosesi pernikahan akan dilanjutkan ke tahap Penyambutan di Rumah Anak Daro.
Penyambutan di Rumah Anak Daro
Setelah pengantin pria tiba di rumah pengantin wanita, akan dilakukan prosesi penyambutan yang dikenal sebagai Penyambutan di Rumah Anak Daro. Dalam prosesi ini, pengantin pria akan disambut dengan tarian adat dan musik yang meriah. Selanjutnya, pengantin pria akan dipersilakan masuk ke dalam rumah dan duduk di pelaminan bersama pengantin wanita.
Sebelum duduk di pelaminan, pengantin pria akan melalui prosesi Basandiang Di Pelaminan, yaitu prosesi di mana pengantin pria akan diberikan sirih dan pinang oleh pengantin wanita sebagai simbol penyatuan dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Basandiang Di Pelaminan
Basandiang Di Pelaminan merupakan prosesi yang sangat sakral dalam pernikahan adat Minangkabau. Dalam prosesi ini, pengantin pria dan pengantin wanita akan duduk bersama di pelaminan sambil membaca doa dan memohon berkat dari Tuhan. Prosesi ini melambangkan penyerahan diri dan penyatuan jiwa antara pengantin pria dan pengantin wanita.
Setelah prosesi Basandiang Di Pelaminan selesai, pernikahan akan dilanjutkan dengan prosesi Mamulangkan Tando, Mengumumkan Gelar Pengantin Pria, Mengadu Kening, Mangaruak Nasi Kuning, Bermain Coki, dan Manjalang.
Mamulangkan Tando
Tando adalah prosesi penyerahan tanda kesepakatan pernikahan antara pengantin pria dan pengantin wanita. Biasanya, tanda kesepakatan ini berupa cincin yang akan dipasangkan oleh pengantin pria ke jari manis pengantin wanita. Prosesi ini melambangkan bahwa kedua mempelai telah sepakat untuk bersama dan menjalani kehidupan berumah tangga.
Setelah Mamulangkan Tando selesai, pernikahan akan dilanjutkan dengan prosesi Mengumumkan Gelar Pengantin Pria.
Mengumumkan Gelar Pengantin Pria
Prosesi Mengumumkan Gelar Pengantin Pria adalah saat di mana pengantin pria diberikan gelar oleh keluarga pengantin wanita. Gelar ini biasanya merupakan sebutan yang menggambarkan karakter, kepribadian, atau latar belakang keluarga pengantin pria. Pemberian gelar ini melambangkan pengakuan dan penghormatan terhadap pengantin pria sebagai bagian dari keluarga baru.
Setelah prosesi Mengumumkan Gelar Pengantin Pria selesai, pernikahan akan dilanjutkan dengan prosesi Mengadu Kening.
Mengadu Kening
Mengadu Kening adalah salah satu prosesi unik dalam pernikahan adat Minangkabau. Dalam prosesi ini, pengantin pria dan pengantin wanita akan saling menempelkan kening mereka sebagai simbol persaingan yang sehat dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Prosesi ini juga melambangkan kekuatan, kecerdasan, dan ketekunan yang akan mereka bawa ke dalam kehidupan baru mereka sebagai suami istri.
Setelah Mengadu Kening, pernikahan akan dilanjutkan dengan prosesi Mangaruak Nasi Kuning.
Mangaruak Nasi Kuning
Mangaruak Nasi Kuning merupakan prosesi di mana pengantin pria dan pengantin wanita akan membagikan nasi kuning kepada para tamu undangan. Nasi kuning ini melambangkan rejeki dan keberkahan yang akan diterima oleh kedua mempelai dalam kehidupan berumah tangga. Prosesi ini juga mengajarkan kepada pengantin pria dan pengantin wanita tentang pentingnya berbagi rezeki kepada orang lain.
Setelah Mangaruak Nasi Kuning, pernikahan akan dilanjutkan dengan prosesi Bermain Coki.
Bermain Coki
Bermain Coki adalah prosesi yang menambah keceriaan dalam pernikahan adat Minangkabau. Dalam prosesi ini, pengantin pria dan pengantin wanita akan bermain coki, sebuah permainan tradisional yang menggunakan kelereng atau batu akik. Tujuan dari permainan ini adalah untuk menghibur kedua mempelai dan para tamu yang hadir, sekaligus mengajarkan kepada kedua mempelai tentang pentingnya kerjasama dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan hidup.
Setelah Bermain Coki, pernikahan akan dilanjutkan dengan prosesi Manjalang.
Manjalang
Manjalang adalah prosesi penutup dalam pernikahan adat Minangkabau. Dalam prosesi ini, kedua mempelai akan berjalan bersama-sama keluar dari pelaminan dan berpamitan kepada keluarga pengantin wanita. Prosesi ini melambangkan bahwa pengantin pria dan pengantin wanita siap untuk meninggalkan rumah dan menjalani kehidupan baru sebagai suami istri.
Setelah prosesi Manjalang selesai, akan dilanjutkan dengan prosesi Mahanta Nasi, di mana pengantin pria dan pengantin wanita akan membagikan nasi kepada para tamu undangan sebelum mereka pulang. Prosesi ini melambangkan rasa terima kasih kedua mempelai kepada para tamu yang telah hadir untuk merayakan pernikahan mereka.
Kesimpulan
Pernikahan adat Minangkabau adalah salah satu pernikahan adat yang penuh dengan nilai-nilai tradisional, menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Minangkabau. Setiap prosesi dalam pernikahan ini memiliki makna yang mendalam dan mengajarkan kedua mempelai tentang tanggung jawab, kerjasama, dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Dengan menjalani prosesi pernikahan yang penuh dengan adat istiadat ini, diharapkan kedua mempelai akan mampu membawa nilai-nilai luhur dalam kehidupan berumah tangga mereka dan menjadikan pernikahan mereka langgeng dan bahagia. Selamat menempuh hidup baru bagi kedua mempelai, semoga pernikahan ini menjadi awal yang baik untuk kebahagiaan yang abadi.