Prosesi Lamaran Adat Minahasa – Lazimnya, sang empunya hajat akan menyambut pihak calon pengantin pria yang datang melamar dengan tangan terbuka. Namun tidak demikian halnya dengan prosesi lamaran unik dari adat pernikahan Minahasa. Kediaman mempelai wanita justru tampak sepi layaknya tak berpenghuni sewaktu utusan keluarga pria datang meminang. Seluruh rangkaian prosesi meminang atau lamaran ini disebut dengan upacara Maso Minta.
Keunikan upacara Maso Minta ada pada acara Toki Pintu atau “mengetuk pintu” yang menjadi bagian dari prosesi. Upacara diawali dengan memastikan kediaman mempelai wanita dalam keadaan sepi. Tidak ada bunyi-bunyian, seluruh pintu dan jendela ditutup, bahkan lampu-lampu rumah dalam keadaaan mati. Prosesi ini menggambarkan bahwa pihak keluarga gadis sedang beristirahat dan tidak menantikan kedatangan lamaran sang pria. Prosesi Toki Pintu – Dok. Joan Wedding
Lalu, utusan pihak pria yang disebut Walu’Maka Tuama akan mengetuk pintu kediaman wanita. Pada ketukan pertama dan kedua, pintu tidak dibuka. Barulah setelah ketukan ketiga kalinya, pintu rumah di buka. Toki Pintu ini menjadi simbol bahwa si gadis tidak dianggap sebagai perempuan murahan arau gampangan.
Keunikan pun tak berhenti di sini. Selama upacara Maso Minta, sang gadis tidak diperbolehkan keluar menemui calon mempelai pria. Ketika sang gadis diminta keluar kamar, yang muncul bukanlah orang yang dimaksud. Barulah pada permintaan ketiga, sang gadis calon mempelai wanita akan menampakkan dirinya.
Benda Hantaran Lamaran Adat Pernikahan Minahasa
Dalam pernikahan adat Minasaha, ada beberapa benda yang wajib dibawa saat prosesi lamaran. Namun, seluruh benda hantaran yang dibawa tidak serta merta diterima langsung kepada pihak wanita. Dalam tradisi Maso Minta, lazim melakukan tawar-menawar oleh perwakilan pihak wanita dan pihak pria perihal benda hantaran. Tidak hanya itu prosesi ini juga lazim dilakukan “Pepeko’an” istilah untuk menghitung jumlah hantaran apakah sudah sesuai keinginan pihak keluarga calon wanita atau belum. Kelapa dan umbi-umbian – Dok. Mahligai
Benda hantaran yang lazim dibawa dalam prosesi Maso Minta di antaranya :
- Kain Bentenan, tenun khas Minahasa.
- Umbi-umbian atau padi-padian yang melambangkan kesuburan dan dewi bumi.
- Buah-buahan terutama pisang yang bermakna mempelai pria rajin bekerja untuk menghidupi keluarganya kelak.
- Seperangkat busana, sepatu, kosmetika, perhiasan.
- Beraneka jajanan pasar khas Manado seperti, panada, biapong unti, nasi jaha, dan seterusnya.
Penutup
Prosesi lamaran adat Minahasa merupakan rangkaian kegiatan yang sarat akan nilai budaya dan tradisi. Dari persiapan hingga pelaksanaan, setiap tahapan memiliki makna dan filosofi tersendiri yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Minahasa. Dalam mengikuti prosesi ini, penting bagi kita untuk memahami makna di balik setiap adat istiadat yang ada, sehingga kita dapat menghargai dan menjaga kelestarian budaya Minahasa untuk generasi mendatang.