Prosesi Tarapan untuk Si Anak yang Beranjak Remaja – Pernah mendengar atau menyaksikan prosesi tarapan? Upacara adat untuk menandakan anak perempuan yang beranjak remaja ini memang semakin ditinggalkan karena tergerus zaman. Dalam kultur Jawa, khususnya bagi yang berkelas sosial priyayi ningrat, anak gadis yang mendapat menstruasi pertama akan melalui upacara Tarapan. Keraton Yogyakarta pun diketahui pernah menggelar upacara Tarapan ini ke publik demi mengenalkan dan melestarikan tradisi leluhur.
Dalam siklus kehidupan, kedewasaan seseorang ditandai dengan peubahan biologis pada tubuh berupa menstruasi atau haid. Prosesi Tarapan pun dilaksanakan guna memperingati anak perempuan yang mengalami haid pertama. Selain sebagai bentuk ungkapan rasa syukur orangtua, prosesi tarapan juga bermaksud membekali anak perempuan yang menyongsong kehidupan remaja.
Rangkaian Prosesi Tarapan

Pelaksanaan Tarapan dilakukan seminggu setelah haid atau setelah selesai haid. Misalnya haid berlangsung selama tujuh hari, maka pada hari ke-delapan si gadis melaksanakan ritual Tarapan.
Pada prosesi tarapan, si gadis akan melaui ritual siraman yang telah diatur sesuai tradisi yang berlaku. Dalam rangkaian acara juga ia akan dibekali dengan pengetahuan seputar menstruasi dan kewanitaan. Seluruh prosesi tarapan dalam adat jawa ini hanya boleh dihadiri oleh para perempuan. Berikut tahapan selengkapnya :
Pertama. Anak yang beranjak remaja akan melakukan ritual sungkeman kepada sang ibunda dan para sesepuh yang seluruhnya berjumlah ganjil, paling banyak jumlahnya 9 orang.
Kedua. Selanjutnya, anak akan dibimbing menuju tempat siraman. Para sesepuh menyirami sang gadis dengan air bunga setaman, sebagai simbol mensucikan sang gadis setelah mendapatkan haid pertama. Mensucikan diri atau mandi besar ini juga sebagai pertanda sang gadis kembali bisa melaksanakan ritual agama. Sebab dalam ajaran Islam, seorang perempuan yang tengah menstruasi tidak diperkenankan melakukan ritual agama, seperti sholat ataupun berpuasa.
Ketiga. Saat siraman, si gadis tubuhnya digosok dengan ramuan semacam scrub berupa tepung beras 7 warna, bunga kemuning, mangir, serta daun pandan yang ditumbuk halus.
Keempat. Seusai siraman, sang gadis didandani dengan sanggul model gelung tekuk serta diberi perhiasan berupa sisir model gunungan yang dipasang di atas ubun-ubun kepala. Untuk busana dipakaikan kebaya, pending sabuk (ikat pinggang), serta balutan kain batik bermotif sidomukti, sidoluhur atau sidomulyo.
Baca Juga :
- Unik! Prosesi Lamaran Adat Minahasa
- Prosesi Mappacci Pengantin Bugis Makassar
- 7 Tradisi Siraman di Berbagai Daerah Indonesia
Prosesi Tarapan di Nusantara

Beberapa tradisi Nusantara pun menggelar ritual yang sarat akan makna dan budaya guna memperingati hal ini seperti :
Prosesi Tarapan di Kraton Yogya & Surakarta
Perbedaan prosesi tarapan di Kraton Yogya dan Surakarta ada pada pakaian yang digunakan si anak gadis. Pada prosesi Tarapan keraton Yogyakarta, anak gadis akan memakai baju khas keraton Yogya dengan rambut disanggul. Sementara di Surakarta berbeda. Setelah siraman si gadis berganti baju dengan kain bermotif grompol sebagai lambang permohonan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Tradisi Potong Gigi di Bali
Salah satu upacara keagamaan Hindu Bali yang menandai seorang anak memasuki usia remaja atau akil baliq adalah tradisi potong gigi. Biasanya tradisi ini oleh orang bali disebut metatah, mapandes atau masangih. Baik anak perempuan maupun anak laki-laki yang menginjak usia dewasa akan melangsungkan prosesi ini.
Menurut kepercayaan setempat, prosesi potong gigi bermakna sebagai pensucian kepada anak yang beranjak usia remaja. Selain itu, juga terdapat makna estetika untuk kecantikan atau keindahan agar susunan gigi menjadi lebih rapi.
Monondeaga di Minahasa
Di Minahasa, ada upacara adat monondeaga untuk anak perempuan yang mendapat menstruasi pertama sebagai ungkapan rasa syukur. Dalam upacara itu, daun telinga anak perempuan itu akan ditindik dan dipasangi anting-anting sebagai tanda bahwa ia sudah beranjak dewasa. Lalu, gigi si anak itu juga akan diratakan dengan tujuan agar kecantikan dan kedewasaannya kian memancar.