Tradisi Masyarakat Minangkabau Ini Masih Lestari Hingga Sekarang

Tradisi Masyarakat Minangkabau – Siapa yang tidak kenal dengan Minangkabau, Sumatera Barat? Daerah yang terletak di sebelah barat Indonesia ini memiliki penduduk yang gemar merantau, sehingga masyarakat Minang telah menyebar dan terkenal di berbagai daerah. Hal yang paling dikenal dari kota Minang ini adalah Rumah Makan Padangnya. Ya, hampir di setiap daerah ada rumah makan yang menjual berbagai makanan khas Sumatera Barat tersebut.

Tradisi Masyarakat Minangkabau

Keunikan Minangkabau bukan hanya terdapat pada ragam kulinernya yang terkenal saja, lho. Minangkabau ternyata memiliki banyak tradisi adat dan budaya yang saat ini masih dijalankan dan menjadi daya tarik wisatawan. Kira-kira tradisi apa saja yang masih bisa Anda lihat di Minangkabau? Kita bedah sama-sama, yuk!

Makan Bajamba

Trasdisi masyarakat minangkabau Makan Bajamba
Instagram/ drlucyanel

Jadi, di Minangkabau, ada tradisi makan bersama yang namanya makan bajamba atau makan barapak. Tradisi Masyarakat Minangkabau ini biasanya dilakukan saat hari besar Islam, upacara adat, atau acara penting lainnya. Uniknya, tradisi ini dipercaya sebagai hasil perpaduan budaya Minang dengan budaya Islam.

Makan bajamba itu serunya adalah makan bersama-sama. Jadi, gak cuma soal makanannya, tapi juga soal kebersamaan dan keakraban. Biasanya, makanan disajikan di tengah-tengah dan semua orang makan bersama-sama. Seru, kan?

Trus, makanannya itu biasanya makanan khas Minangkabau, seperti rendang, gulai, sate padang, dan masih banyak lagi. Jadi, selain bisa menikmati makanan yang lezat, kamu juga bisa merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam tradisi makan bajamba ini.

Baca Juga : 

Upacara Turun Mandi

upacara turun mandi
Instagram/ youresky92

Di Minangkabau, ada sebuah upacara yang disebut dengan upacara turun mandi. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak ke dunia, sekaligus sebagai pengenalan sang jabang bayi kepada masyarakat.

Yang uniknya, upacara ini hanya dilakukan di sungai atau yang disebut dengan batang aia. Masyarakat akan berkumpul dan melakukan arak-arakan menuju sungai, membawa sang jabang bayi dengan diiringi oleh para tetua adat dan musisi tradisional. Ini adalah momen yang sangat meriah dan bersemangat.

Setelah tiba di sungai, upacara dimulai dengan mandi bersama sang jabang bayi. Air sungai dipercaya memiliki khasiat dan keberkahan, sehingga mandi di sungai menjadi bagian integral dari upacara ini. Selain itu, air sungai juga dipercaya dapat membersihkan dan melindungi sang jabang bayi.

Setelah mandi, kemudian diadakan pesta kecil di tepi sungai. Masyarakat akan menikmati makanan khas Minangkabau, seperti rendang, gulai, dan hidangan lainnya, sambil menyaksikan pertunjukan musik dan tarian tradisional. Suasana penuh keceriaan dan kebersamaan terasa di sepanjang upacara ini.

Jadi, upacara turun mandi adalah Tradisi Masyarakat Minangkabau yang sangat penting dan berarti bagi masyarakat Minangkabau. Mereka menganggapnya sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan atas kelahiran anak serta sebagai cara untuk memperkenalkan sang jabang bayi kepada masyarakat luas. Upacara ini adalah salah satu tradisi yang memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam masyarakat Minangkabau.

Tradisi Balimau

Balimau
Instagram/ anggrainysury

Menjelang bulan Ramadan, masyarakat Minangkabau memiliki sebuah tradisi yang disebut dengan balimau. Tradisi ini dilakukan dengan mandi bersama di lubuak atau sungai sambil saling memaafkan satu sama lain. Balimau ini diadakan sebagai bentuk persiapan menyambut bulan suci Ramadan.

Tradisi Masyarakat Minangkabau balimau dipercaya dapat membersihkan jiwa dan menyucikan batin sebelum memasuki bulan Ramadan. Masyarakat berkumpul di sungai dan bersama-sama mandi, membasuh diri mereka dengan air yang dipercaya memiliki keberkahan dan kesucian.

Selain itu, momen balimau juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk saling memaafkan dan mempererat hubungan antara satu sama lain. Mereka berbagi kebersamaan, keceriaan, dan harapan dalam menyambut bulan Ramadan yang penuh berkah.

Saat balimau, biasanya masyarakat juga mengenakan pakaian yang khusus, seperti baju kurung atau pakaian adat Minangkabau. Suasana di sungai menjadi sangat meriah dengan teriakan dan canda tawa dari masyarakat yang saling menyemangati dan bersenang-senang.

Balimau adalah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Minangkabau dalam menyambut bulan Ramadan. Selain sebagai bentuk persiapan spiritual, tradisi ini juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, maaf-memaafkan, dan kegembiraan dalam menjalankan ibadah di bulan yang penuh berkah ini.

Batagak Pangulu

Batagak Pangulu
Instagram/ alfichaniago_figo_malinameh

Masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai suku, dan salah satu tradisi yang masih berlangsung hingga saat ini adalah pengangkatan penghulu suku, yang dikenal sebagai datuak. Ketika terjadi pengangkatan datuak baru, masyarakat Minangkabau menggelar upacara yang disebut dengan Batagak Pangulu.

Upacara Batagak Pangulu diadakan sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap kepemimpinan dan peran penting penghulu suku. Selama upacara tersebut, masyarakat biasanya menyembelih kerbau sebagai lambang kemakmuran dan melaksanakan acara pesta selama 3 hari sampai seminggu.

Acara pesta ini merupakan momen yang sangat bersemangat dan meriah. Masyarakat berkumpul bersama untuk menyaksikan pengangkatan datuak baru dan merayakan kehadiran pemimpin baru tersebut. Selain itu, acara ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk saling bersilaturahmi, bernyanyi, menari, dan menikmati hidangan khas Minangkabau.

Pesta Batagak Pangulu ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan antaranggota suku dan memperkuat solidaritas serta persatuan dalam masyarakat Minangkabau. Acara ini juga mempertahankan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan selama berabad-abad.

Batagak Pangulu adalah tradisi masyarakat Minangkabau sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap kepemimpinan suku. Acara pesta yang meriah ini menjadi sarana untuk menjalin hubungan sosial, memperkuat ikatan antaranggota suku, dan mempertahankan kekayaan budaya Minangkabau.

Batagak Kudo-Kudo

Batagak Kudo-Kudo
Instagram/ viazaher09

Di Minangkabau, ada sebuah tradisi yang disebut dengan Batagak Kudo-Kudo. Tradisi ini dilakukan ketika seseorang hendak membangun rumah, masjid, atau bangunan lainnya. Pada saat itu, masyarakat akan menggelar upacara yang melibatkan orang kampung dan seluruh keluarga yang disebut dengan Batagak Kudo-Kudo.

Dalam upacara Batagak Kudo-Kudo, setiap anggota masyarakat dan keluarga yang hadir akan membawa kado berupa bahan bangunan, seperti atap, pasir, batu bata, kayu, dan sebagainya. Kado-kado ini dianggap sebagai dukungan dan sumbangan bagi pembangunan rumah atau bangunan tersebut.

Tradisi Masyarakat Minangkabau Batagak Kudo-Kudo bukan hanya sekadar memberikan bantuan materi, tetapi juga sebagai bentuk dukungan moral dan solidaritas dalam komunitas. Masyarakat saling bergotong-royong untuk membangun rumah atau bangunan tersebut, dengan harapan bahwa keberkahan dan kesuksesan akan menyertai pembangunan tersebut.

Upacara Batagak Kudo-Kudo ini tidak hanya menjadi momen untuk membangun fisik bangunan, tetapi juga untuk membangun hubungan sosial dan kebersamaan antaranggota masyarakat. Selama proses pembangunan, masyarakat saling bekerja sama, berbagi cerita, bernyanyi, dan menikmati hidangan bersama.

Tradisi Batagak Kudo-Kudo menjadi simbol kebersamaan, persatuan, dan gotong-royong dalam masyarakat Minangkabau. Ini adalah warisan budaya yang telah dijaga dan diwariskan selama berabad-abad, menjadikan Minangkabau sebagai tempat dengan semangat kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat.

Pesta Tabuik

Pesta Tabuik
Instagram/ hasaan462

Pesta Tabuik merupakan perayaan tahunan yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram di Kota Pariaman. Acara ini merupakan upacara peringatan atas wafatnya cucu Nabi Muhammad, yaitu Hasan dan Husein. Awalnya, budaya ini hanya dilakukan oleh penganut Syi’ah, tetapi kini penganut Sunni juga turut melestarikan budaya ini yang diperkenalkan oleh pasukan Tamil Muslim Syi’ah dari India.

Istilah “tabuik” sendiri merujuk pada pengusungan jenazah yang dilakukan selama prosesi upacara. Pada saat acara melepas tabuik ke laut, masyarakat menampilkan kembali Pertempuran Karbala yang merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam, serta memainkan alat musik seperti drum tassa dan dhoi.

Tradisi Masyarakat Minangkabau Pesta Tabuik menjadi momen yang sangat penting bagi masyarakat di Kota Pariaman. Selama perayaan, masyarakat berkumpul, mengenakan pakaian tradisional, dan menyaksikan berbagai pertunjukan yang menampilkan aspek sejarah dan keagamaan. Ada juga berbagai kegiatan seperti lomba perahu, bazaar, dan pameran budaya yang menambah semaraknya acara tersebut.

Pesta Tabuik bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan, rasa syukur, dan pengenangan terhadap peristiwa yang dianggap sakral oleh umat Islam. Pada saat yang sama, acara ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memperkuat ikatan sosial, mempertahankan tradisi budaya, dan memperkenalkan warisan budaya Minangkabau kepada dunia.

Pacu Itiak

Pacu Itiak
Instagram/ septiyanmandamilubis

Selain adu sapi, masyarakat Minangkabau di daerah Payakumbuh dan Limapuluh Kota juga memiliki tradisi yang unik yaitu menggelar Pacu Itiak atau Balapan Itik. Event Pacu Itiak ini biasanya diselenggarakan di 11 lokasi yang berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.

Dalam perlombaan Pacu Itiak, itiak atau bebek akan dilempar dan kemudian terbang menuju garis finish. Para peserta yang ikut serta dalam lomba ini biasanya memiliki keterampilan khusus dalam melatih dan mengendalikan itiak untuk terbang secepat mungkin.

Pemenang dalam Pacu Itiak ditentukan berdasarkan seberapa cepat itiak mencapai garis finish. Lomba ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan dan merasakan pengalaman unik dari tradisi ini.

Tradisi Masyarakat Minangkabau Pacu Itiak bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat Minangkabau di daerah tersebut. Acara ini mencerminkan semangat kompetitif dan kecintaan mereka terhadap burung itiak, serta menjadi ajang untuk memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam komunitas.

Jadi, jika kamu berkunjung ke daerah Payakumbuh dan Limapuluh Kota, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan Pacu Itiak yang menarik dan meriah. Ini adalah pengalaman yang unik dan dapat memperkaya pengetahuanmu tentang tradisi dan budaya Minangkabau.

Pacu Jawi

Pacu Jawi
Foto: Yudha Purnama Tias

Pacu Jawi adalah sebuah tradisi unik yang masih menjadi favorit para pelancong. Tradisi ini memiliki kemiripan dengan kerapan sapi di Madura, namun memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya menarik untuk disaksikan. Salah satunya adalah lokasi pacuan yang digunakan.

Berbeda dengan kerapan sapi yang biasanya dilakukan di lahan persawahan kering, Pacu Jawi dilakukan di lahan yang basah dan berlumpur. Hal ini membuat suasana pacuan menjadi lebih dramatis dan menarik ketika terpotret oleh kamera. Pemandangan sapi-sapi yang berlarian di atas lumpur menciptakan momen yang luar biasa.

Tak hanya lokasi pacuan, cara memacu sapi juga berbeda antara karapan sapi dan Pacu Jawi. Pada karapan sapi, pelari mengenakan tongkat sebagai alat untuk memacu sapi. Namun, dalam Pacu Jawi, sapi dipacu dengan cara yang unik yaitu dengan menggigit ekor sapi tersebut. Ini menambah keseruan dan keunikan dalam tradisi ini.

Tradisi Masyarakat Minangkabau, Pacu Jawi bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan keberanian bagi masyarakat setempat. Acara ini menjadi ajang untuk memperlihatkan kepiawaian mereka dalam mengendalikan sapi dan menunjukkan keahlian mereka dalam berlomba. Selain itu, Pacu Jawi juga mencerminkan kecintaan dan kebanggaan mereka terhadap budaya dan tradisi Minangkabau.

Jika kamu ingin merasakan pengalaman yang unik dan melihat tradisi yang penuh keberanian, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan Pacu Jawi di Minangkabau. Siapkan kamera kamu dan siap-siap terpesona oleh aksi menegangkan sapi-sapi yang berlarian di atas lumpur. Pengalaman ini akan menjadi kenangan tak terlupakan dalam perjalananmu.

Penutup

Tradisi Masyarakat Minangkabau yang masih eksis hingga saat ini membuat kita semakin mengagumi kekayaan budaya dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Dari adat istiadat, seni, upacara, hingga tradisi unik seperti Pacu Jawi dan Balimau, semuanya menggambarkan semangat kekeluargaan dan keberanian dalam menjaga warisan budaya mereka.

Melalui tradisi-tradisi ini, masyarakat Minangkabau terus menghidupkan nilai-nilai luhur dan menjaga keberagaman yang menjadi kekuatan mereka. Jadi, jika kamu ingin menjelajahi keunikan dan pesona budaya Indonesia, jangan lewatkan Minangkabau sebagai salah satu destinasi terbaikmu.